huwwwwaaaaa......
hay guys!! posting kali ne kita bakal bahas about subnet mask!!
pasang mata baik2 ya.....
Subnet
mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu
kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan
host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau
jaringan luar.
RFC
950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai
sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan
network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit
subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap
host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet
mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah
itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika
membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap
node TCP/IP.
Misalkan
anda memiliki IP adress 192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128
Ubah angka
128 ke bilangan biner dengan cara sebagai berikut
128 : 2 =
64 sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 Sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 Sisa 0
Hasil
akhir 1 tidak dapat dibagi menjadi 1
hasil bilangan binernya adalah 10000000
hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya
subnet yang tersedia dari rumus 2^x
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ada jumlah 1=1
maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet maksnya adalah 2
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ada jumlah 1=1
maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet maksnya adalah 2
Nah
sekarang kita harus tau bila tersedia hanya 2 subnet maks maka kita harus
mencari berapa subnet maks tersebut?
Dari
Subnet maks yang terbesar adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128.
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Contoh
lain, bila ditetapkan subnet masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet maks dapt dihitung
Jumlah subnet maks dapt dihitung
192 : 2 =
96 sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
maka bilangan binnernya adalah 11000000
karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
maka bilangan binnernya adalah 11000000
karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
Dan
subnet yang dapat digunakan adalah 256 – 192 = 64, maka Subnetnya adalah 0, 64,
128, 192 artinya subnetnya adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
Jumlah
Host per Subnet = 2^y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet
adalah 2^6 – 2 = 62 host
Topeng (Mask)
|
Default
Subnet Mask
|
|
Class A
Network = 8 bits
Host = 24 bits
Class A menutupi octet pertama saja
|
255 . 0
. 0 .
0
11111111.00000000.00000000.00000000
Class
A Subnet Mask
|
255.0.0.0
|
Class B
Network = 16 bits
Host = 16 bits
Class B menutupi dua octet pertama
|
255 .
255 . 0
. 0
11111111.11111111.00000000.00000000
Class B
Subnet Mask
|
255.255.0.0
|
Class C
Network = 24 bits
Host = 8 bits
Class C menutupi tiga octet pertama
|
255 . 255
. 255 .
0
11111111.11111111.11111111.00000000
Class
C Subnet Mask
|
255.255.255.0
|
Representasi Subnet Mask
Ada dua metode yang dapat
digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
- Notasi Desimal Bertitik
- Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah
subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian
network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat,
bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask
bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet
mask default
dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak
dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet
mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
<alamat IP www.xxx.yyy.zzz>, <subnet mask www.xxx.yyy.zzz>
Kelas alamat
|
Subnet mask (biner)
|
Subnet mask (desimal)
|
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
Perlu
diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh
administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting
atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network
identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan
bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier
akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam
subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network
identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang
digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai
berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena
bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang
berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi
network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network
prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
yang didefinisikan di dalam RFC 1519. Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Kelas alamat
|
Subnet mask (biner)
|
Subnet mask (desimal)
|
Prefix Length
|
Kelas A
|
11111111.00000000.00000000.00000000
|
255.0.0.0
|
/8
|
Kelas B
|
11111111.11111111.00000000.00000000
|
255.255.0.0
|
/16
|
Kelas C
|
11111111.11111111.11111111.00000000
|
255.255.255.0
|
/24
|
Sebagai
contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena
semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier
yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus
menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask
yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan
notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang
alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP
yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network
identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari
138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Sebagai
contoh company anda membutuhkan 10 subnet untuk jaringan Class B 162.199.0.0,
nilai subnet mask yang harus anda gunakan berapa? Berikut adalah langkah-2
menghitungnya.
|
Decimal
value
|
Binary value
|
Number
of subnet
|
10
|
1010
|
Set all
bits to 1
|
|
1111
|
Binary
mask value
|
240
|
11110000
|
Delault
subnet mask
|
255.255.0 .0
|
|
Custom
subnet mask
|
255.255.240.0
|
|
1.
Tentukan jumlah subnet mask yang dibutuhkan (hal ini = 10 untuk mewakili 10
kantor cabang anda) dan kemudian konversikan nilai ini kedalam bentuk biner (10
= 1010).
2. Dari
nilai biner tersebut (1010) ganti semua bit menjadi “1″, dan untuk sisa
octetnya tambahkan dengan “0″ (1111 0000) untuk melengkapi 8 bit (octet)
3. lalu
conversikan ke decimal (1111 0000 = 240). Angka 240 ini adalah nilai custom
mask
4.
Kemudian langkah terakhir adalah menambahkan angka custom mask ini kepada
default subnet mask (255.255.0.0 untuk Class B) sehingga custom subnet mask
bernilai 255.255.240.0
Atau
metoda kedua gunakan table berikut ini (ingat ini hanya satu octet yang dipakai
sebagai custom mask):
Posisi Bit
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Bit value
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Decimal value (dari nilai 2
pangkat (n – 1) posisi bit)
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
Subnet mask value (2^n)
|
128
|
192
|
224
|
240
|
248
|
252
|
254
|
255
|
Max # subnet (2^m -2)
|
0
|
2
|
6
|
14
|
30
|
62
|
126
|
254
|
Missal
untuk custom mask berikut 1111 0000 maka kita lihat dari table berada pada
posisi bit ke 5, berarti custom subnet mask nya adalah 240 (jumlah nilai subnet
mask bit ke 8 (= 128) ditambah nilai subnet mask ke 7 (=64) plus bit ke 6 (=32)
plus bit ke 5 (=16) sama dengan total 240. Jadi jumlah subnet yang bisa dibuat
adalah 14 subnet dengan masing-2 jumlah host (tergantung Class address, dalam
hal ini Class B) sebanyak:
Subnet
mask 255.255.240.0 (1111 1111 1111 1111 1111 0000 0000 0000) jumlah bit yang
dipakai untuk subnet mask adalah 20 berarti sisa bit untuk host adalah 12 (32
-20), jadi jumlah IP yang bisa dipakai host adalah (2^m -2) = 4094 host untuk
setiap subnet.