Rabu, 18 April 2012

HUB Vs Swicth

Sebelumnya, Tiqom mo minta maap, oz posting kali ne g bahas about cara ngitung bilangan biner di IP aadress. Kaya’e ada yg pnting ne!! oke, jadi ri ni kita bakal bahas about HUB Vs SWICTH. Nak JarKoMania kudu bin wajib tau about hub ‘n switch!!!
Oke, yg pertama kita bakal kenalan dulu ma yang nama hub ‘n switch. Yang pertama kita perkenalkan………
HUB merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual beroperasi pada layer 1 (Physical Layer). Maksudnya, hub tidak menyaring menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui kecepatan transfer data dan susunan pin pada kabel.
Hub awalnya mensupport kecepatan ethernet 10 Mbps.
Namun dewasa ini banyak hub memiliki kecepatan data 100 Mbps (kata bapak guru dosen yg terhormat ‘n yg pualing cucok, kalo 100mbps itu nama’a fast Ethernet).
Beberapa jenis hub mendukung dua kecepatan 10 Mpbs / 100 Mbps atau dikenal dengan dengan dual-speed hubs.
Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh seluruh komputer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali komputer yang mengirimkan.(kata bapak guru dosen hub itu peralatan yg goblok bgt dech!!)
Sinyal yang dikirimkan tersebut diulang-ulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal ini menyebabkan fungsi colossion lebih sering terjadi. (ea kan?! Goblok bgt?!!)
Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka akan terjadi tabrakan (collision) karena menggunakan jalur yang sama (jalur broadcast yang sama) sehingga paket data akan menjadi rusak yang mengakibatkan pengiriman ulang paket data.
Jika hal ini sering terjadi maka collison yang terjadi dapat mengganggu aktifitas pengiriman paket data yang baru maupun ulangan. Hal ini mengakibatkan penurunan kecepatan transfer data. Oleh karena itu secara fisik, hub mempunyai lampu led yang mengindikasikan terjadi collision.
Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada hub, maka pengiriman paket data tersebut akan terlihat dan terkirim ke setiap port lainnya sehingga bandwidth pada hub menjadi terbagi ke seluruh port yang ada. Semakin banyak port yang tersedia pada hub, maka bandwidth yang tersedia menjadi semakin kecil untuk setiap port. Hal ini membuat pengiriman data pada hub dengan banyak port yang terhubung pada komputer menjadi lambat.
Keuntungan menggunakan HUB
1.    Menggunakan hub memungkinkan Anda untuk atap-drop pada percakapan dengan penganalisa protokol jaringan, sering disebut sebagai “sniffer. Apa?? Ternyata ada keuntungan dari HUB?? G percaya aku……
Kekurangan menggunakan HUB
1.    Karena mereka mengulang semua lalu lintas yang mereka terima pada semua port tiap terhubung terpasang NIC akan memiliki waktu yang lebih sulit mendapatkan dengan lalu lintas ke jaringan
2.  Dan ini nih yg bikin heran, tau g? harga HuB itu lebih mahal ketimbang siwcth lho…… dah goblok sok jual mahal lagi!!!

Dan yg kedua, kita perkenalkan……..

Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual berada pada layer 2 (Datalink Layer) dan ada yang layer 3 (Network Layer). Maksudnya, switch pada saat pengirimkan data mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima.
Jika ada collision yang terjadi merupakan collision pada port-port yang sedang saling berkirim paket data.
Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka tidak akan terjadi tabrakan (collision) karena alamat yang dituju berbeda dan tidak menggunakan jalur yang sama.
Semakin banyak port yang tersedia pada switch, tidak akan mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port. Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin.
KELEBIHANNYA
Kemampuan Switch Manageable antara lain:
1. Penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN sehingga akses dapat lebih cepat.
2. Pengaturan akses user dengan access-list untuk menjaga keamanan jaringan.
3. Pengaturan port
4. Mempermudah monitoring traffic dan maintanance network



Kesimpulan Perbedaan Hub dan Switch
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa switch lebih baik daripada hub (y ealah…….) baik secara perbandingan konseptual maupun secara prinsip kerjanya. Perbedaan cara kerja ini menjadi perbedaan mendasar antara hub dengan switch.
Perbedaan ini pula mengakibatkan transfer data switch lebih cepat daripada hub karena switch langsung mengirim paket data ke komputer tujuan, tidak mengirim ke seluruh port yang ada (broadcast) sehingga bandwidth yang ada pada switch dapat digunakan secara penuh.
Oke dech cukup sekian dulu postinmg kali ni y,.......
 


Minggu, 15 April 2012

IP Address


Alamat IP, singkatan dari Internet Protocol Address (bukan Indeks prestasi lho…. Mentang-mentang semester kemaren dapat IP 4,0) IP adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Kalo ntar blajar jaringan pasti familiar dech ma IP.  Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
IP versi 4 (IPv4)
IP versi 6 (IPv6)
Tapi ntar kita blajarnya yang IP versi 4 dulu ya…. Hehe oz Tiqom lum paham yang IP versi 6. Ok langsung aja, g usah banyak bencong!!
Alamat IP versi 4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Satu satu pokokmen!! Empat mata gitu……
Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-all. Kaya orang lagi adzan.  
Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. Nah yang ini kaya orang lagi ngasi pengumuman, ato kaya pak dosen lagi ngajar.

Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada

Alamat Unicast IP versi 4
Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal. Yakin pu’o mumet mesti!! Wes delok wae table neng ngisor iki, ocre….
Kelas Alamat IP
Oktet pertamaTemplate: Br(desimal)
Oktet pertamaTemplate:
Br(biner)
Digunakan oleh:
Kelas A
0-126
0xxxx xxxx
Jaringan skala besar
Kelas B
128-191
1xxx xxxx
Jaringan skala menengah
Kelas C
192-223
100x xxxx
Jaringan kala kecil
Kelas D
224-239
1110 xxxx
Alamat multicast
Kelas E
240-255
1111 xxxx
Alamat percobaan

Kalo masih bingung, baca keterangan DIBAWAH INI…….
TARA…….
Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya.
Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan. Pasti tadi pada mikir kok yang 127 g ada. Kaya itu lho, nomor perdana. Kan ga ada yang depannya 084, jadi ngarang banget lho da yang no.hp-nya 084. Oz itu kagak ada.
Subnet Mask buat Kelas A tuh 225.0.0.0. itu juga bias wat ngingetin kita, jadi kola bingung nentuin itu kelas apa, tinggal liat ja subnet masknya.
Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya. Subnet Masknya 225.225.0.0.
Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya. Coba tebak brapa subnet masknya?!
Ya bener banget!! (padahal lum jawab…..) 225.225.225.0
Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Kalo yang kelas D-E subnet masknya sama, jiblek!! 225 semua, g pake 0.

Hmmm, gimana neh? Dah pada fahim lum?? Wat posting kali ini ampe sekian dulu, ntar posting slanjutnya kita blajar ngitung IP dalam bentuk biner. Inget bilangan biner?? Waaahhhh ru bayangin bilangan biner ja dah puyeng!!
Tapi tenang, ntar posting besok g pusing-pusing banget kok. Oke oke…….